Logo RPGFID

Our Journey 20.240

Universa i Lingua

RPGFID > Dunia Lain > RPN > OJ > UiL
Halaman utama | Cerita | Tokoh | Guard-i-ru | Statistik | Elemen | Líghtran | Karsh | Universa i Lingua | Staff | Tales of the Untold Journey | RPG OJ | Combo i Magus | Versi
Pengantar | Pola Kalimat (1)

<updated! 08/02/2006>

Salah satu elemen penting dalam Our Journey adalah bahasa. Penggagas Our Journey, Èxshan, memutuskan memberikan sentuhan bahasa baru dalam Our Journey (bukan meniru LotR lho! UiL lahir bahkan sebelum LotR pertama terbit di Indonesia). Bahasa itu dinamakan Bahasa Umum (terilhami LotR), yang lebih sering disebut Universa i Lingua dalam kata asli Bahasa Umum, disingkat UiL. Lalu, apa sih UiL itu? Apa bedanya dengan bahasa kita?

Penjelasan berikut ini juga bisa diikuti di bagian About Universa i Lingua dalam suplemen tambahan Our Journey. Artikel ini juga sebagai perbaikan dari apa yang telah tertulis di suplemen. Tentu saja, suplemen itu juga akan diperbaiki sesuai dengan yang tertulis di sini.

History

UiL sebenarnya tidak lahir begitu saja, tapi lahir dari bahasa serupa, Rèctannian. Apa lagi nih?

Dulu, Matthew Parkinson (nama alias Èxshan yang umum) mencoba-coba membuat RPG berjudul Legend of Rectannia, yang sampai sekarang ga selesai-selesai (ga ada waktu ama ide cerita yang bagus sih...). Nah, di RPG itu ia juga membuatkan bahasa tersendiri, selain bahasa Inggris yang umum dipakai di RPG. Bahasa itu bernama bahasa Rèctannian.

Nah, waktu itu, Rèctannian jauh berbeda dengan UiL sekarang. Selain aturannya yang lebih rumit, kata-katanya juga banyak yang berbeda. Semestinya aturan Rèctannian sudah pernah dibuat, namun karena sesuatu hal, dokumen itu hilang. Sekarang, ia lebih konsen ke Our Journey. Setelah disetujui tim Our Journey, ia memutuskan membawa dan mengadaptasikan bahasa Rèctannian ke dalam Our Journey. Jadilah Bahasa Umum atau UiL. Ide ini lahir setelah Èxshan membaca bagian pertama LotR. Buku aturan UiL lahir jauh sebelum Èxshan membaca bagian terakhir LotR, yang ternyata juga memuat aturan bahasa.

Sekarang, daripada mengasuh dua bahasa yang berbeda namun akarnya sama, Èxshan memutuskan untuk menyamakan kedua bahasa tersebut. Jadi, kelak, kalau Legend of Rectannia dirilis, jangan heran ya kalau bahasanya mirip UiL. UiL sendiri diadaptasi dari bahasa Latin, Inggris, serta bahasa-bahasa lain (termasuk bahasa Indonesia).

UiL, jika diterjemahkan ke dalam bahasa kita, adalah Bahasa Umum: term yang sama yang dipakai LotR. Universa berarti umum, lingua berarti bahasa. Kata i akan diterangkan kemudian.

Let's Spell the Spell!

Nah, setelah tahu sejarahnya, bagaimana cara membaca UiL? Kita akan membaginya menjadi dua: cara membaca vokal dan cara membaca konsonan.

Vokal

Secara keseluruhan, ada 13 vokal dan 1 diftong (dua vokal menjadi satu) dalam UiL. Lima vokal utama dalam bahasa kita, yaitu a e i o u, tetap digunakan dalam UiL. Lalu, delapan sisanya apa?

Sebelumnya, kita sepakat dulu tentang cara membaca. Cara membaca akan diletakkan dalam dua tanda garis miring, seperti ini: /'sa.pi/. Tanda titik menunjukkan pemisahan suku kata. UiL tidak mengenal pemisahan suku kata, namun yang tertulis di sini (dan di manapun) adalah pemenggalan kata yang dianjurkan Departemen Universa i Lingua Gaia. Tanda petik ' dan " menunjukkan tekanan; ' menunjukkan tekanan yang rendah sementara " menandakan tekanan kuat. Banyak kata dalam UiL yang ditekan lebih dari sekali, oleh karena itu tanda ' dan " menjadi sangat penting untuk membaca kata-kata UiL dengan tepat dan benar.

Berikut ini simbol-simbol cara baca, sesimpel mungkin (tidak seperti dalam kamus bahasa Inggris). Ini terpaksa dilakukan untuk membedakannya dengan huruf-huruf UiL.

Simbol

Dibaca seperti dalam kata

a
saya
ê
kera
é
tempe
è
coret
o
tempo
ö
coret
æ
1) hat (Inggris)
2) (Korea)

Sisa vokal adalah turunan dari vokal utama. Kita lihat satu-satu.

Turunan a
Turunan a yang utama adalah â. Â menunjukkan tekanan untuk huruf a. Jika ada huruf a biasa di depannya, huruf a terdekat akan berubah bunyi menjadi /ê/. Kalau â ada di awal kalimat, ia hanya menunjukkan tekanan saja. Turunan lain á hanya digunakan dalam UiL kuno (Ancianth UiL) dan sekarang sudah tidak digunakan lain. Turunan lain, untuk membaca a yang diambil dari bahasa Inggris, adalah ã. Ã ini memiliki variasi bunyi, tergantung letaknya.

Contoh! Kata bravâgna (keberanian) dibaca /brê.'va.nya/. Nama Stãsh dibaca /stæsh/.

Turunan e
Hanya ada dua turunan, yaitu è dan é. Ini sama persis dengan bahasa Jawa untuk sekolah dasar (kalau ada yang ingat), atau bahasa Latin. Lihat simbol pengucapan di atas, bunyinya sama kok. Suku kata yang mengandung tipe e ini ditekan. Sebenarnya ada satu lagi turunan, yaitu ê, tapi ini sudah semakin jarang digunakan, karena tidak ada yang suka menekan huruf e.
Harap diingat, e biasa dibaca /ê/, bukan /é/ seperti saat kita mengeja ABC.

Contoh! Nama Èxsharaèn dibaca /'èks.sha.ra.'èn/.

Turunan i
Hanya ada satu turunan, yaitu í. Í tidak menyebabkan perubahan bunyi, hanya saja suku kata sebelum í ini ditekan. Kalau kebetulan dia ada di awal kalimat, suku kata itu sendiri yang ditekan. Untuk menekan suku kata ber-i, UiL menggunakan î, walaupun ini juga sudah sama jarang digunakan seperti ê.

Contoh! Trihollían dibaca /tri.'hol.li.an/. Líghtran, banyak yang salah membaca menjadi /'lait.tran/ seperti membaca kata light dalam bahasa Inggris, padahal ini seharusnya dibaca /'ligh.tran/. Susah ya? Jangan khawatir, bahkan penduduk Líghtran pun lebih suka membacanya sebagai /'likh.tran/.

Turunan o
Hanya ada satu turunan juga untuk o, yaitu ö. Suku kata yang mengandung dirinya ditekan sedikit. Kalau ingin ditekan dengan kuat, gunakan ó. Ini salah satu perkecualian, karena vokal utama yang ditekan biasanya menggunakan tanda ^. Seperti î dan ê, ó juga sudah jarang digunakan.

Contoh! Trihörrèan dibaca /tri.'hör."rè.an/.

Turunan u
Ada tiga turunan yang lazim dipakai, yaitu û, ü, dan ú. Û tidak menimbulkan perubahan bunyi untuk dirinya sendiri, tapi apabila ada huruf a biasa yang mendahuluinya, huruf a itu akan berubah bunyi menjadi /ê/. Suku kata ber-a menjadi agak menghilang, digantikan tekanan pada suku kata ber-û. Ü akan berubah bunyi menjadi /a/ dan suku kata yang memiliki dirinya ditekan. Ú menimbulkan perubahan bunyi yang lebih radikal lagi: bunyi /u/ dan /ê/ digabung jadi satu, hanya bunyi /ê/ lebih dominan. Huruf ú ini cukup jarang digunakan karena pengucapannya terlalu susah dan aneh untuk sebuah huruf u. Walaupun begitu, ú ini juga digunakan untuk u yang berubah bunyi akibat posisi.
Perlu diingat, huruf u apapun tidak pernah berbunyi konsonan seperti /yu/. Oleh karena itu, UiL dibaca /u.ni.vêr.sa i li.ngu.a/, bukannya /yu.ni.vêr.sa i li.ngu.a/.

Contoh! Kata münchoa untuk menandakan angka kardinal (lihat penjelasannya di bawah nanti) dibaca /'man.cho.a/. Kata maranûth (harapan) dibaca /ma.rê."nuth/. Suku kata agak menghilang. Kata thúmn (sana, Ancianth UiL) dibaca /thêmn/.

Diftong
Hanya ada satu diftong dalam UiL, yaitu æ. Æ menggabungkan bunyi /a/ dan /é/ secara cepat. Padanan hurufnya kalau dalam dunia nyata mungkin diftong ae dalam bahasa Korea.

Contoh, kata æs (tujuh) dibaca /æs/. Bingung ya?

Rangkuman untuk vokal UiL yang sekarang ini dipakai adalah sebagai berikut.

Huruf

Bunyi

Perubahan bunyi/penekanan

Contoh

kata

bunyi

arti

a
/a/
-
mar /mar/ dan
â
/a/
a sebelumnya menjadi /ê/ hallâth /hêl.'lath/ panjang
ã

/æ/,/ê/

tergantung posisi Stãsh /stæsh/
-
e
/ê/
-
narem /na.rem/ mengisi
è
/è/
-
èsth /èsth/ saya (subjek, informal)
é
/é/
-
kél /kél/ lima
i
/i/
-
in /in/ satu
í
/i/
suku kata sebelumnya ditekan Trihollían /tri.'hol.li.an/ Tiga Karunia
o
/o/
-
néo /'ne.o/ baru
ö
/ö/
-
mèmön /'mè.'mön/ kenangan
u
/u/
-
surrnth /surrnth/ kami (subjek, informal)
û
/u/
a sebelumnya menjadi /ê/, tekanan agak hilang maranûth /ma.rê."nuth/ harapan
ú
/ê/
tergantung posisi thúmn /thêmn/ sana
æ
/æ/
-
sthæst /sthæst/ saya (objek, informal)

Konsonan

Hanya ada 21 konsonan dalam UiL, yang semua bunyinya sama dengan bahasa kita. Perkecualian untuk variasi bunyi konsonan-konsonan berikut.

C normalnya dibaca /cé/ (bukan /sé/ seperti yang kebanyakan orang lakukan) biasa seperti waktu kita mengeja ABC, tapi bisa juga berubah bunyi menjadi k. Tidak ada tanda khusus untuk ini, jadi bagi kita kadang-kadang membingungkan. Contoh, mantra Cura dibaca /ku.ra/, bukannya /cu.ra/ dan (terpengaruh bahasa Inggris) /kyu.ra/. UiL tidak mengenal perubahan bunyi konsonan karena vokal yang mengikutinya.

Karena sifat c ini, gabungan dua konsonan yang memilikinya kadang-kadang juga berubah bunyi. Contohnya, ch kadang-kadang berbunyi /ch/, kadang-kadang bisa menjadi /kh/. Satu perkecualian, cy dibaca tetap /ci/, bukan /ki/ atau malah /si/. Contoh, kata chlörum (hijau) dibaca /khlö.rum/. Kata cyanum (biru) dibaca /ci.a.num/ atau boleh juga /cya.num/.

Q dan x seringkali dipakai dalam UiL, dan untung saja bunyinya sama dengan bahasa kita, yaitu /k/ dan /ks/. Contoh, kata bantu milik qu yang amat sering dipakai dibaca /ku/. Kata éx-münchoa (lagi) dibaca /'eks 'man.cho.a/.

UiL mengenal banyak sekali gabungan konsonan, entah dua, tiga, bahkan empat dan lebih banyak lagi. Contohnya, ch, dh, th, gn, dan banyak lagi. Gabungan konsonan dibaca apa adanya, kecuali ada salah satu konsonan yang punya sifat perubahan bunyi (misal ch). Contoh gabungan konsonan yang lebih dari dua adalah rsq seperti dalam dwursq /dwursk/ (mereka, objek, informal). Bagi kita, ini mungkin agak sulit.

Beberapa perkecualian untuk gabungan konsonan. Untuk gn, ini juga kadang-kadang membingungkan. Ada waktu saat gn berubah bunyi menjadi /ny/, seperti terjadi dalam bahasa Latin. Ini menjelaskan kenapa kata bravâgna dibaca /brê.'va.nya/ dan bukannya /brê.'vag.na/. Kadang kala, gn ini tetap dibaca gn, seperti pemunculan pertamanya dalam Our Journey pada nama Jaragnög, yang dibaca /ja.rag.nög/. Tim Our Journey berbaik hati memberikan tanda ' di antara g dan n yang bunyinya tetap supaya tidak membingungkan, walaupun dalam UiL tidak ada aturan itu.
Selain itu, jika gn terletak pada awal kata, bunyinya bebas. Artinya, orang mengucapkan /gn/ adalah benar, orang yang mengucapkan /n/ saja juga benar. Tapi, orang yang mengucapkan /ny/ adalah keliru. Contoh, nama Gnomæ dibaca /gno.mæ/ atau /no.mæ/, bukannya /nyo.mæ/ (malah aneh kan?).

Y juga fleksibel dalam pengucapan. Ini yang paling mudah ditebak, karena sama dalam bahasa lainnya, ia kadang-kadang berubah menjadi /i/. Ada ciri khusus untuk ini: jika y tepat ada di belakang konsonan dan diikuti konsonan, pasti ia akan berubah menjadi /i/. Kalau mengikuti konsonan tapi diikuti vokal, ia boleh dibaca tetap /y/ atau berubah jadi /i/. Kalau diapit dua vokal, barulah ia dibaca /y/ biasa.
Bagaimana kalau di awal kata? Ia bisa menjadi /y/, bisa juga menjadi /i/. Lebih baik mendengarkan langsung dari percakapan orang Gaia deh...

Kalau ada perkecualian lain yang baru, perkecualian itu akan segera ditambahkan di sini.

Nah, untuk latihan (kok kayak pelajaran sih?), cobalah membaca sepenggal bait dari salah satu tema Our Journey berikut:

Èsth il humanum qu rollum-nun vèst
Èsth, mar qu fragnía, il dètermin-i-ru qu humani qu ésurrècthum èst
Crèst shalnun èsth vlain; shalnun èsth garth i mænba èst
Varrhu èsth qu dèstin shalla vârh sthæst thúmn
Shalla èsth vallin in uragi éx-münchoa nun
Shalla èsth vallin in sölitum éx-münchoa nun
Varrha èsth qu dèstin shalla vârh sthæst thúmn

Jawabannya ada di akhir artikel ini. Selamat membaca!

Counting the Numbers

Setelah membaca dan menulis (catatan: Èxshan anggap sudah bisa semua nih, jadi nggak ada lagi panduan membaca ya!), saatnya berhitung! Jadi anak TK lagi nih... Ada dua tipe angka yang digunakan dalam UiL, sama seperti bahasa dunia pada umumnya: Ördinâria i Numèrran (angka ordinal) dan Kardinâria i Numèrran (angka kardinal).

Ördinâria i Numèrran (Angka Ordinal)

Ördinâria i Numèrran digunakan untuk menyatakan jumlah. UiL membuatnya sangat mudah. Apakah benar begitu? Kita tengok pelan-pelan.

Untuk 0 hingga 10, UiL membuatnya dalam satu suku kata saja, jadi cukup mudah menghapalkannya. 0 adalah ö, 1 adalah in, 2 adalah ni, 3 adalah fu, 4 adalah sha, 5 adalah kél, 6 adalah , 7 adalah æs, 8 adalah ma, 9 adalah chi, dan 10 adalah sna.

Setelah 10, apakah caranya juga sama seperti kita, menggunakan kata belas dan puluh? UiL memutuskan untuk menetapkan angka 10, sna, menjadi kata yang artinya juga sama dengan belas dan puluh dalam bahasa kita. Dengan kata lain, 11 adalah snain, 20 adalah nisna, 44 adalah shasnasha (susah ya bacanya? Awas kepeleset lho!), dan seterusnya sampai 99 adalah chisnachi. Untuk membantu, UiL memperbolehkan pemenggalan antarkata dengan tanda - terutama bagi yang baru belajar, jadi alih-alih menulis shasnasha yang pasti membingungkan, boleh juga ditulis sha-sna-sha.

Untuk percakapan sehari-hari, kita seringkali nakal dengan membuang kata puluh, jadi 44 dibaca empat empat saja. Apa hal ini juga berlaku dalam UiL? Sayangnya, tidak. 44 tetap dibaca empat puluh empat, yaitu shasnasha.

Nah, di atas 99, bagaimana cara bacanya? Apa UiL juga menggunakan kata ratus, ribu, juta, dan seterusnya, sama seperti kita? Tergantung cara mana yang dipakai, karena ada dua cara untuk merepresentasikan angka yang lebih besar dari 99, dan hal ini sudah memicu perdebatan yang panjang, lama, dan melelahkan. Kita tengok satu per satu.

Förmarrhun (cara formal)

Cara ini adalah cara lama yang susahnya minta ampun. Wah, gimana dong? Tenang, kalau dipelajari pelan-pelan, pasti bisa!

Menurut Förmarrhun, ada cara tersendiri untuk membentuk kata-kata bantu bilangan di atas sna. Karena UiL menggunakan angka desimal, atau basis 10, mereka memutuskan menggunakan kata sna sebagai basis untuk kata bantu bilangan berikutnya. Dengan kata lain, mereka menggunakan kata sna dan menambahnya dengan satu-dua suku kata lagi untuk membentuk kata baru. Kelihatannya sulit, tapi sebenarnya ini ada polanya.

Dulu, untuk membentuk kata bantu bilangan 10n, mereka menambahkan satu atau dua huruf baru dari kata bantu bilangan 10n-1. Wah, ternyata penduduk Gaia zaman lama sudah mengenal hitungan eksponen ya! Dengan pola ini, mereka membentuk kata snaé untuk 100, yang diambil dari kata sna (10) ditambah é. Untuk 1000, mereka menambahkan huruf in ke snaé, sehingga menjadi snaéin. Tabelnya seperti ini.

Untuk kelipatan

Padanan bahasa Indonesia

Kata 10n-1

Tambahan huruf

Hasil (kata 10n)

100
ratus sna é snaé
1.000
ribu snaé in snaéin
10.000
puluh ribu snaéin hqu snaéinhqu
100.000
ratus ribu snaéinhqu o snaéinhquo

Seandainya pola ini diteruskan, alangkah panjangnya untuk menyatakan angka yang lebih besar, misalnya juta, milyar, dan seterusnya. Maka dari itu, mulai 1 juta, mereka membuat kata baru, yaitu èxshna. Lalu, bagaimana untuk puluh juta, ratus juta, dan seterusnya? Ternyata, pola dalam tabel di atas diulangi lagi untuk èxshna. Hasilnya seperti ini:

Untuk kelipatan

Padanan bahasa Indonesia

Kata 10n-1

Tambahan huruf

Hasil (kata 10n)

10 juta
puluh juta èxshna é èxshnaé
100 juta
ratus juta èxshnaé in èxshnaéin
1000 juta
milyar èxshnaéin hqu èxshnaéinhqu
10000 juta
puluh milyar èxshnaéinhqu o èxshnaéinhquo

Susah ya? Lalu, setelah 10 milyar, bagaimana? Ternyata, mereka mengulangi cara yang sama dengan menambahkan kata èxshna lagi, sehingga 100 milyar adalah èxshnaèxshna. Lalu, pola yang sama diulang lagi. Begitu seterusnya.

Ada yang menemukan cara lain untuk menghapalkan pola yang tampaknya rumit ini. Menurutnya, polanya tidak terletak pada penambahan satu-dua huruf, namun pada faktor pengalinya. Bisa dilihat, kata utama adalah puluh dan juta, alias sna dan èxshna. Kedua kata ini dijadikan basis. Untuk membentuk bilangan yang lebih besar, tinggal diputuskan berapa faktor pengalinya, kemudian tambahkan huruf-huruf tertentu pada kata basis sna atau èxshna.

Bingung? Nii panduannya.

Basis

Faktor pengali

Untuk membentuk

Padanan bahasa Indonesia

Tambahan huruf ke basis

sna
1
10
puluh -
10
100
ratus é
100
1.000
ribu éin
1.000
10.000
puluh ribu éinhqu
10.000
100.000
ratus ribu éinhquo
èxshna
1
1 juta
juta -
10
10 juta
puluh juta é
100
100 juta
ratus juta éin
1.000
1.000 juta
milyar éinhqu
10.000
10.000 juta
puluh milyar éinhquo

Pola yang perlu dihapalkan adalah faktor pengali dan tambahan huruf, itu saja. Lebih simpel atau lebih ruwet?

Bagi kita yang mengenal basis kelipatan 1.000 (ribu, juta, milyar, dst.) untuk menyatakan bilangan yang besar, aturan dengan basis kelipatan 10.000 ini pasti agak terasa kaku. Apa tidak ada cara lain?

Satu lagi aturan untuk Förmarrhun. Seluruh kata bantu bilangan (puluh, ratus, ribu, dan lainnya) harus disebutkan semua. Ini yang membuat pembacaan angka dengan Förmarrhun menjadi amat panjang dan rentan salah.

Contoh! Bagaimana membaca 123.456.789? Kita ke bahasa Indonesia saja dulu. Dalam bahasa kita, itu dibaca seratus dua-puluh tiga juta, empat-ratus lima-puluh enam ribu, tujuh-ratus delapan-puluh sembilan. Bagaimana UiL membacanya dengan Förmarrhun? Bila belum terlalu ahli, pakailah bantuan tabel ini. Jangan lupa lihat tabel faktor pengali.

Angka

Posisi

Basis

Faktor pengali

Hasil

1
100.000.000
èxshna
100
èxshnaéin
2
10.000.000
èxshna
10
ni-èxshnaé
3
1.000.000
èxshna
1
fu-èxshna
4
100.000
sna
10.000
sha-snaéinhquo
5
10.000
sna
1.000
kél-snaéinhqu
6
1.000
sna
100
xö-snaéin
7
100
sna
10
æs-snaé
8
10
sna
1
ma-sna
9
1
-
1
chi

Jadi, 123.456.789 dalam UiL Förmarrhun dibaca èxshnaéin ni-èxshnaé fu-èxshna sha-snaéinhquo kél-snaéinhqu xö-snaéin æs-snaé ma-sna chi. Ya ampun, panjangnya!

Nah, generasi muda Líghtran, ratusan tahun lalu, sudah merasa bahwa sistem ini ruwet, sangat tidak praktis, dan amat rentan salah. Sudah banyak terbukti bahwa pejabat pemerintahan selalu salah membaca jumlah yang besar, atau, kalau tidak, mereka membawa kerpekan yang tertulis dengan kata-kata. Suatu hal yang memalukan: orang Líghtran salah membaca angka! Oleh karena itu, diam-diam mereka membuat aturan sendiri. Saat mereka sudah lebih berani (seperti generasi muda kita sekarang), mereka mengajukan cara mereka untuk diresmikan. Tentu saja, golongan tua-tua dan konservat pada mulanya tidak menyetujui dan menentang keras cara mereka, namun seiring dengan semakin banyaknya kesalahan baca, akhirnya mereka setuju. Maka, lahirlah sistem kedua yang akan kita pelajari berikut.

Förmarrhun-nun (cara informal)

Förmarrhun-nun yang ditemukan generasi muda Líghtran akhirnya sekarang diresmikan dan boleh digunakan secara luas. Bahkan, sekarang lingkungan pejabat kerajaan Líghtran lebih suka menggunakan sistem ini. Apa sih kelebihannya?

Sistem ini sama persis dengan sistem bahasa kita, yaitu menggunakan basis kelipatan 1.000. Jadi, untuk memudahkan kita, kata ratus tinggal diganti rhön, kata ribu diganti gwam. Kata gwam inilah yang digunakan bersama dengan sna dan rhön untuk membentuk kata bantu yang sama dengan kita: 10 ribu menjadi sna-gwam, dan 100 ribu menjadi rhön-gwam. Lebih mudah kan? Dengan cara yang sama, mereka mengganti kata juta dengan bil, milyar dengan man, dan triliun dengan èxshna, untuk menghargai kata lama itu, dan mengkombinasikannya dengan sna serta rhön. Sebenarnya ada satuan di atas èxshna, tapi pada kenyataanya penduduk Líghtran tidak pernah menghitung di atas seratus triliun (itu saja sudah terlalu besar untuk kita).

Dengan cara ini, pola pembentukan katanya lebih mudah. Sistem ini hanya mengenal faktor pengali 10 dan 100 saja. Memang, kata basisnya jadi lebih banyak, tapi kan jauh lebih praktis menggunakan basis kelipatan 1.000 daripada 10.000 (catatan: bukannya merendahkan bahasa Cina dan Jepang yang kebetulan menggunakan basis kelipatan 10.000 lho ya!).

Satu lagi aturan yang melegakan. Kata basis hanya disebutkan sekali jika ia muncul lebih dari sekali. Contohnya, untuk menyebut N ratus N puluh ribu, sistem ini menyebutnya N rhön N sna gwam alih-alih N rhön gwam N sna gwam. Sama kan seperti bahasa Indonesia?

Rangkuman untuk sistem ini tersaji dalam tabel berikut.

Basis

Faktor pengali

Untuk membentuk

Padanan bahasa Indonesia

Hasil

  -
10
puluh sna
  -
100
ratus rhön
gwam 1
1.000
ribu gwam
10
10.000
puluh ribu sna gwam
100
100.000
ratus ribu rhön gwam
bil 1
1.000.000
juta bil
10
10.000.000
puluh juta sna bil
100
100.000.000
ratus juta rhön bil
man 1
1.000.000.000
milyar man
10
10.000.000.000
puluh milyar sna man
100
100.000.000.000
ratus milyar rhön man
èxshna 1
1.000.000.000.000
triliun èxshna
10
10.000.000.000.000
puluh triliun sna èxshna
100
100.000.000.000.000
ratus triliun rhön èxshna

Contoh! Tadi kita sudah membaca 123.456.789 dengan Förmarrhun. Nah, sekarang, bagaimana bacanya dengan Förmarrhun-nun? Sekali lagi, kita baca dalam bahasa Indonesia dulu: seratus dua-puluh tiga juta, empat-ratus lima-puluh enam ribu, tujuh-ratus delapan-puluh sembilan. Dengan menggunakan tabel rangkuman di atas, UiL Förmarrhun-nun membacanya sebagai rhön ni-sna fu-bil, sha-rhön kél-sna xö-gwam, æs-rhön ma-sna chi. Jauh lebih pendek kan?

Nah, karena kemudahannya ini, pemerintah Líghtran telah merekomendasikan pada sekolah-sekolah di seluruh penjuru kerajaan untuk menggunakan sistem baru ini. Sistem lama juga masih diajarkan, namun lebih hanya untuk menambah pengetahuan saja. Akhir-akhir ini, Departemen UiL Gaia sudah mulai melirik sistem ini. Beberapa negara juga sudah meminjam sistem ini ke dalam UiL-nya.

Satu perkecualian untuk in, ia tidak pernah digunakan bersama kata bantu bilangan lainnya. Jadi, tidak ada insna, ingwam, dan sebagainya. Walaupun demikian, untuk tata nama hewan, tumbuhan, maupun monster, pemerintah Líghtran memberi dispensasi untuk hal ini. Contohnya, Insnapöda (arti harafiahnya sepuluh kaki) untuk menyebut laba-laba berkaki sepuluh (lihat Chapter 9), Ingwampöda (arti harafiahnya kaki seribu) untuk menyebut binatang kaki seribu.

Dalam tulisan, kedua sistem tidak pernah menuliskan cara bacanya. Tidak pernah ada nirhön gwam, yang tertulis pasti 200.000.

Kardinâria i Numèrran (Angka Kardinal)

Nah, setelah berpusing-pusing ria mempelajari angka ordinal, saatnya mempelajari angka kardinal. Angka kardinal digunakan untuk menyatakan urutan, seperti kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya. Untuk menyusun angka kardinal, jangan khawatir, yang ini sangat mudah. Kedua sistem memiliki cara yang sama, yaitu tinggal menambahkan sufiks -münchoa ke angka ordinalnya. Kata ini sebenarnya lahir lebih dulu untuk Förmarrhun. Para generasi muda tidak merasa perlu untuk menggantinya, maka Förmarrhun-nun menggunakan kata yang sama. Dalam penulisan, akhiran ini dilambangkan dengan -M.

Contoh! Kalau kita mengenal angka romawi XXIII yang berarti ke-23, UiL menuliskannya sebagai 23-M, yang dibaca nisna fu-münchoa. Ingat, UiL tidak mengenal angka romawi, jadi 23-M tidak pernah ditulis sebagai XXIII. UiL juga tidak pernah menulis 23-M menjadi 23-münchoa, 23-m, bahkan nisnafu-münchoa.

Selesailah urusan kita dengan angka-angka! Untuk latihan, cobalah tulis cara bacanya dalam UiL menurut Förmarrhun maupun Förmarrhun-nun:

1) 549.547.002
2) 1.000.099
3) 184
4) 184.945
5) 861.840.514.465.011

Grammar

Setelah membaca dan berhitung, tibalah kita pada tahap yang lebih lanjut: tata bahasa. Tata bahasa yang akan dibahas di sini hanyalah tata bahasa yang umum dan sering muncul di Our Journey. Kalau ada yang mau lebih mendalami bahasa ini, boleh saja!

Pertama-tama kita akan mempelajari kata ganti orang dulu.

Prönna (Kata Ganti Orang)

Prönna kebanyakan berfungsi sebagai subjek dan objek. Selain itu, prönna juga digunakan sebagai kata penunjuk kepunyaan, yang akan kita pelajari nanti.

Agak sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia, UiL membedakan prönna menurut posisinya. Jadi, ada prönna untuk subjek dan prönna untuk objek. Masing-masing prönna masih dibedakan lagi menurut jenis kelamin (bukannya diskriminasi sih, tapi sudah dari sananya begitu), yaitu prönna untuk pria (jantan), prönna untuk wanita (betina), dan prönna secara umum atau untuk jenis kelamin tidak diketahui. Masing-masing prönna ini punya dua versi, yaitu versi resmi dan versi tidak resmi. Ya ampun! Banyak sekali!

Kita akan mempelajari prönna resmi dulu.

Förmal i Prönna (Kata Ganti Orang Resmi)

Förmal i Prönna kebanyakan digunakan untuk suasana resmi, misalnya pidato, ceramah, rapat, karya sastra, dan sebagainya. Tidak ada pola resmi, tapi kalau diperhatikan, prönna untuk wanita terdengar lebih halus dibandingkan prönna untuk pria. Secara singkat, prönna resmi adalah sebagai berikut, diurutkan berdasarkan kata ganti orang keberapa seperti dalam bahasa Indonesia. Versi ini sudah diperpendek dari aslinya Ancianth UiL atau Rèctannian.

Arti

Jenis Kelamin

Posisi

Pria

Wanita

Umum/?

aku èsthaèn ènnan èsthast subjek
èsthaest ènnaén èsthashq objek
kami surrstæ sunnsnæ surrstæst subjek
sumstæ sannsnæ sumstæst objek
kita surrusth sunnusth surræst subjek
surrasth sunnasth surræsth objek
kamu èrthun èrnan èsthun subjek
èrthust èrnun èsthust objek
kalian östa önna ösqa subjek
ösma ösna ösla objek
dia asna èsna asnast subjek
usna unna usnast objek
mereka dwursha dwurna dwursqa subjek
dwarsha dwarna dwarsqa objek

Penggunaan prönna untuk orang banyak (kata ganti orang kedua dan ketiga jamak) amatlah sensitif. Jika dalam kelompok yang ditunjuk hanya ada pria saja, prönna untuk pria yang digunakan; demikian juga sebaliknya. Namun, jika ada satu saja pria di antara wanita, atau ada satu saja wanita di antara pria, prönna yang digunakan langsung berganti ke prönna umum, bukannya prönna kelompok yang paling dominan. Ini dimaksudkan untuk menghindari diskriminasi gender.

Förmal-nun i Prönna (Kata Ganti Orang Tidak Resmi)

Förmal-nun i Prönna digunakan untuk situasi yang lebih tidak resmi alias santai, misalnya dalam percakapan sehari-hari, bahasa pengantar pendidikan, dan sebagainya. Prönna ini lebih mudah dihapalkan karena hanya terdiri dari satu suku kata, hanya saja untuk kita, pengucapannya jadi sulit. Dengan susunan yang sama, berikut ini tabelnya.

Arti

Jenis Kelamin

Posisi

Pria

Wanita

Umum/?

aku èsth èn ènsth subjek
sthæst nnæn sthashq objek
kami surrs sunns surrnth subjek
sumst sanns stumst objek
kita susth sunnth sunsth subjek
surrst sannst sunnst objek
kamu èrth èrn èrnth subjek
thust nurn thüst objek
kalian öst önn ösq subjek
ösm ösn ösl objek
dia asn èsn asnth subjek
usn unn ust objek
mereka dwursh dwurn dwursq subjek
dwarsh dwarn dwarsq objek

Pola Kalimat

Sebelum kita mengenal bagaimana cara menyusun sebuah kalimat, ada baiknya kita mengetahui polanya dulu. Dahulu, pola Rèctannian sebagai akar bahasa UiL adalah PKOS. Akhirnya, karena dirasa terlalu sulit, baik Rèctannian maupun UiL sekarang menggunakan pola yang sama, yaitu SPOK, sekalipun K bisa dipindah ke mana-mana.

Contoh awal. Kalimat Èsth qu dèstin shalla vârh sthæst thúmn (judul tema Zhaxmâr) berarti nasibku akan membawaku ke sana. Subjek kalimat itu adalah èsth qu dèstin (nasibku), predikatnya adalah shalla vârh (akan membawa), objeknya adalah sthæst (aku), dan keterangannya adalah thúmn (ke sana). Kata thúmn bisa dipindah ke mana pun, walaupun sebenarnya akan lebih indah jika keterangan ditaruh di awal atau di akhir kalimat.

Nah, setelah mengetahui pola kalimat, saatnya menyusun kalimat! Tapi, sebelum itu, kita harus tahu cara menyusun sebuah frase lebih dahulu. Bagi yang belum tahu atau lupa, frase adalah gabungan dua atau lebih kata yang menduduki satu buah fungsi dalam kalimat dan tidak menimbulkan arti baru (bedakan dengan idiom). Nah, dalam UiL, pada dasarnya frase dibentuk dengan beberapa kata biasa (kata benda, kata sifat, dsb.) ditambah kata penjelas, jika perlu. Nah, bagaimana cara membentuk kalimat dengan kata penjelas? Tunggu penjelasannya di edisi depan!

Jawaban latihan

Latihan membaca

'Èsth il hu.ma.num qu rol.lum-nun 'vèst
'Èsth, mar qu 'fra.nyia, il 'dè.ter.min-i-ru qu hu.ma.ni qu 'é.sur.'rèc.thum 'èst
'Crèst shal.nun 'èsth vlain; shal.nun 'èsth garth i mænba 'èst
Var.rhu 'èsth qu 'dès.tin shal.la 'varh sthæst 'th(êu)mn
Shal.la 'èsth val.lin in u.ra.gi 'éx-'man.cho.a nun
Shal.la 'èsth val.lin in 'sö.li.tum 'éx-'man.cho.a nun
Var.rha 'èsth 'qu 'dès.tin shal.la 'varh sthæst 'th(êu)mn

Latihan berhitung

1) 549.547.002
Förmarrhun: kél-èxshaéin sha-èxshnaé chi-èxshna kél-snaéinhquo sha-snaéinhqu æs-snaéin ni
Förmarrhun-nun: kél-rhön sha-sna chi-bil kél-rhön sha-sna æs-gwam ni

2) 1.000.099
Förmarrhun: èxshna chi-sna chi
Förmarrhun-nun: bil chi-sna chi

3) 184
Förmarrhun: snaé ma-sna sha
Förmarrhun-nun: rhön ma-sna sha

4) 184.945
Förmarrhun: snaéinhquo ma-snaéinhqu sha-snaéin chi-snaé sha-sna kél
Förmarrhun-nun: rhön ma-sna sha-gwam chi-rhön sha-sna kél

5) 861.840.514.465.011
Förmarrhun: ma-éxshnaéxshnaéinhqu xö-èxshnaèxshnaéin èxshnaèxshnaé ma-èxshnaèxshna sha-èxshnaéinhquo kél-èxshnaéin èxshnaé sha-èxshna sha-snaéinhquo xö-snaéinhqu kél-snaéin sna in
Förmarrhun-nun: ma-rhön xö-sna èxshna ma-rhön sha-sna-man kél-rhön sna sha-bil sha-rhön xö-sna kél-gwam sna in

Copyright © 2005 RPG Fantasy Indonesia. All rights reserved.

Butuh peta? Silakan minta di sini:

Our Journey © 2003, 2004 Our Journey team. All rights reserved.

Universa i Lingua (Bahasa Umum) hanyalah bahasa fiktif dan tidak ada hubungannya dengan seluruh kejadian nyata.